Yang Penting FINISH-Nya bukan START-Nya , Setuju ???

Melihat kembali hasil final race Moto GP di Valencia kemarin, dimana Valentino Rossi akhirnya harus memulai start dari urutan paling buncit (posisi 26) tapi memilih untuk tetap memberikan yang terbaik pada final race itu. Walopun Rossi kalah di race tersebut dan gagal menyabet title juara dunia untuk ke-8 kalinya, tapi Rossi berhasil memenangkan hati banyak penggemarnya karena effort nya, juga berhasil memecahkan sejarah baru dengan come back yang luar biasa karena dari posisi terakhir bisa finish di posisi ke-4.

Well gan, ternyata drama di GP Valencia tersebut kalau kita maknai lebih lanjut, banyak juga terjadi di kisah-kisah perjalanan hidup manusia, walopun mungkin dengan konteks yang sedikit berbeda. Ya, banyak drama kehidupan manusia yang mungkin diawali dengan kisah yang buruk dan kelam, tetapi manusia tersebut berhasil “finish” dengan baik. Begitu pula sebaliknya, awal yang baik dan perjalanan hidup yang “sempurna” tidak menjadi jaminan bahwa manusia tersebut akan “finish” dengan baik juga. 

Untuk kisah yang pertama, mari kita lihat sekilas perjalanan hidup mantan Ketua Mahkamah Konstitusi 2013, 

Dr. H. M. Akil Mochtar, S.H., M.H


Dari embel-embel dinamanya saja sudah terlihat kalo beliau ini orang yang berpendidikan sangat tinggi dan seorang pemeluk agama yang “taat”. Ya, karir hidup beliau ini memang sangat luar biasa sebagai seorang profesional dibidang hukum, yang puncaknya dipercaya untuk memimpin sebuah lembaga Hukum tertinggi yang merupakan “kiblat akhir keadilan” di Indonesia, Mahkamah Konstitusi.

Berikut biografi singkatnya :

PENDIDIKAN :
• S3 Doktor ilmu Hukum Universitas Padjajaran Bandung.
• S2 Magister Ilmu Hukum Universitas Padjajaran Bandung.
• S1 Fakultas Hukum Universitas Panca Bhakti Pontianak.

KARIR :
• Hakim Konstitusi (2008-2013)
• Dosen Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura Pontianak
• Anggota DPR/MPR RI periode 2004-2009
• Calon Gubernur Kalbar pada Pemilukada 15 November 2007
• Anggota DPR/MPR RI Periode 1999-2004
• Advokat/pengacara (1984-1999)
• Wakil Ketua Komisi III DPR/MPR RI (bidang Hukum, Perundang-undangan, HAM dan Keamanan), 2004-2006
• Anggota Panitia Ad Hoc I dan II MPR RI
• Kuasa Hukum DPR RI untuk persidangan di Mahkamah Konstitusi
• Anggota Tim Kerja Sosialisasi Putusan MPR RI
• Ketua Pansus RUU Undang-Undang Yayasan
• Ketua Pansus RUU tentang Jabatan Notaris
• Ketua Pansus RUU Perseroan Terbatas
• Ketua Panja RUU Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi
• Ketua Panja Pengesahan Konvensi PBB Anti Korupsi
• Ketua Panja RUU tentang Pengesahan Perjanjian antara RI dan RRC
• mengenai Bantuan Hukum Timbal Balik Dalam Masalah Pidana
• Ketua Panja RUU tentang Bantuan Timbal Balik dalam Masalah Pidana
• Ketua Panja RUU tentang Perubahan Atas UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama
• Ketua Panja RUU tentang Pembentukan Pengadilan Tinggi Agama (Banten, Kepulauan Bangka Belitung, Gorontalo, dan Maluku Utara)
• Ketua Panja RUU tentang Perlindungan Saksi dan Korban
• Ketua Panja RUU tentang Pengesahan Konvensi PBB Anti Korupsi 2003
• Ketua Panja RUU tentang Fit and Proper Test Calon Anggota Komisi Yudisial
• Ketua Panja RUU tentang Fit and Proper Test Calon KAPOLRI KOMJEN Drs. Sutanto
• Ketua Panja RUU tentang Pertimbangan Pemberian Amnesti dan Abolisi bagi Anggota GAM
• Perjalanan Dinas ke Luar Negeri:
• Studi Komparatif tentang Kepolisian di Inggris
• Studi Komparatif tentang Otonomi Daerah di Jepang
• Studi Komparatif Masalah Hukum di Mahkamah Agung Hongaria
• Tim Delegasi RI dalam Penandatangan Perjanjian Damai KAMDAN RI di Helsinki
• Tim Sosialisasi UUD 1945 MPR-RI ke Swiss, Belanda, Perancis, Maroko, Philipina,Vietnam,       Finlandia, Denmark, Malaysia, Singapura
• Studi Komparatif tentang Kebenaran dan Rekonsiliasi di Afrika Selatan
• Studi Komparatif mengenai Corporate Social Responsibility (CSR) di Thailand Dll.

Perjalanan karir yang sungguh luar biasa, dibarengi dengan tingkat pendidikan yang tak kalah mumpuni. Sungguh merupakan pencapaian yang luar biasa sebagai seorang insan dibidang Hukum. 

Tapi lihatlah sekarang, gelar Doktor yang didapatnya dan karir serta prestasinya yang cemerlang yang sudah dirintis sepanjang hidupnya itu semua seakan sirna dan tak ada artinya lagi. Akil harus meringkuk di penjara hingga akhir hayat karena jual beli perkara saat menangani sengketa pilkada. Akil dibekuk KPK saat transaksi suap antara dirinya dengan mantan anggota DPR Susi Tur Andayani pada Oktober 2013. Suap ini terkait sengketa pilkada di Banten yang tengah ditangani MK.

Dalam perkara suap penanganan sengketa Pilkada di MK, Akil Mochtar dihukum seumur hidup oleh Majelis Hakim Pengadilan Tipikor. Putusan ini dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi DKI Jakarta pada 12 November 2014. Tidak terima, Akil mengajukan kasasi tapi kandas. Dengan dikantonginya hukuman penjara seumur hidup ini, Akil yang kini berusia 55 tahun itu harus siap-siap menghabiskan sisa hidupnya di penjara hingga meninggal dunia.

Tragis bener ending mu bro 


Adalagi kisah dari mantan Kepala SKK Migas,

Prof. Dr.-Ing. Ir. Rudi Rubiandini R.S


Bisa dilihat dari embel-embel di namanya, perjalanan hidupnya “pasti” banyak dihiasi dengan prestasi-prestasi cemerlang, baik di bidang akademis maupun dalam karir profesional, secara beliau ini professor gitu. Beliau ini lulusan ITB (1985), dan Doctor-Engineer di bidang Teknik Perminyakan dari Technische Universitaet Clausthal, Jerman (1991). Dia kemudian menjadi Guru Besar di almamaternya itu, ITB. Menjadi Penasihat Ahli Kepala BP Migas pada 2009-2010. Deputi Pengendalian Operasi BP Migas (2011-2012), Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (2012), dan kemudian Pada 16 Januari 2013, SBY melantiknya sebagai Kepala SKK Migas, setelah BP Migas dibubarkan atas dasar keputusan Mahkamah Konstitusi (MK). Jelas terlihat bahwa karirnya melesat sangat cepat bak rising star dan pastinya pundi-pundi keuangannya tidak pernah kekurangan. Informasi dari detik.com, gaji plus tunjangan Rudi sebagai Kepala SKK Migas adalah Rp. 150 jutaan/bulan, sedangkan gajinya sebagai Komisaris Bank Mandiri Rp. 82 juta/bulan, belum lagi tambahan gajinya sebagai Guru Besar di ITB . 

Well, apalagi coba yang kurang dari hidupnya?

Berikut biografi singkatnya :

PENDIDIKAN :
Technische Universitaet Clausthal Jerman, lulus 1991 Institut Teknologi Bandung, 1985

KARIR :
- Sekretaris Jurusan Teknik Perminyakan ITB, 1995 - 1998
- General Manager Sasana Olahraga Ganesha ITB, 2001 - 2005
- Direktur Penerbit ITB, 2005 - 2006
- Direktur Utama PT LAPI-ITB, 2006 - 2007
- Direktur Operasi & Keuangan PT LAPI ITB, 2007 - 2010
- Penasehat Ahli Kepala BPMIGAS, 2009 - 2010
- Wakil Ketua TP3M, Kementrian ESDM, 2010 - 2010
- Corpporate Secretary BPMIGAS, 2010 - 2011
- Deputy Pengendalian Operasi BPMIGAS, 2012
- Wakil Menteri ESDM, Juni 2012
- Kepala SKK Migas (Januari -Agustus 2013)

PENGHARGAAN :
- Dosen Teladan ITB ke III, 1994 & 1998 HIN
- IATMI Award, sebagai Inovator Nasional, 2002
- "Presenter Terbaik pada Kongres IATMI"

Wow, sungguh luar biasa perjalanan karir profesional dan akademisnya. Tapi lihat sekarang, sekitar tujuh bulan semenjak menjabat sebagai Kepala SKK Migas, diumurnya yang ke-51 tahun, Rudi Rubiandini tertangkap tangan KPK menerima suap sebanyak 700 ribu dollar AS dan Singapura yang ujung-ujungnya mengantarkan beliau ini ke hukuman 7 tahun penjara. 

Bagaimana pun itu semua sudah terjadi. The rising star itu benar-benar membuat sendiri nasibnya berbalik 180 derajat, dia mematikan sendiri bintangnya yang sedang mengorbit kencang itu, membuatnya dari terang-benderang menjadi gelap-gulita, menukik ke jurang kenistaan. Prestasi yang cemerlang dan gelar professor yang tersemat di namanya seakan tak berarti lagi sekarang. 
Gelar Profesor diganti gelar Napi. Nasibmu kini Prof 


Masih banyak cerita lagi mengenai sekilas perjalanan hidup Jero Wacik, OC Kaligis dan para "mantan orang terhormat" lainnya. Tapi, kesimpulan yang diambil sebenarnya sama, dengan start yang bagus, memiliki pendidikan tinggi yang mengantarnya pada karir yang cemerlang dan ujung-ujungnya bisa memperoleh jabatan tinggi dan gaji/penghasilan besar tidak menjamin seseorang itu memiliki moralitas yang baik yang bisa mengantarnya “finish” dengan baik pula. 

Begitu pula sebaliknya, seseorang yang hanya berpendidikan rendah, pegawai rendahan, gaji/penghasilan pas-pasan ternyata bisa mempunyai moralitas yang lebih tinggi yang merupakan modal utama untuk mengantarnya ke “finish” yang baik. 

Contohnya adalah kejujuran Agus Chaerudin (35), seorang office boy di Bank Mandiri Syariah, Bekasi. 


Pada Agustus 2012, ketika melakukan bersih-bersih di kantornya yang sudah tutup itu, dia menemukan sebungkus uang pecahan Rp. 100 ribu di balik sebuah tempat sampah. Dia tidak mau mengambilnya, tetapi melaporkannya ke Satpam, yang kemudian melaporkannya ke atasannya lagi. Setelah dihitung uang yang berada di dalam bungkusan itu seluruhnya berjumlah Rp. 100 juta. Rupanya, ada kasir Bank itu yang teledor sehingga uang tersebut tertinggal di sana. "Allah Maha melihat," kata Agus saat diwawancarai detik.com di kantornya di kawasan Kalimalang, Plaza Duta Permai, Bekasi, 19 Desember 2012 lalu.

You are the real MVP gan, salut..


Satu lagi gan, ini ada kisah yang lebih kontradiktif dari dua cerita diatas, kontradiktif secara positif. Ya kisah hidupnya Om Bayu Ruben, pemeran Kemod dalam Sinetron Preman Pensiun. Bintang sinetron ini ternyata memiliki masa lalu yang kelam, penuh lika liku kekerasan sampai pembunuhan, serta intrik-intrik kejamnya rivalitas antar geng di Kota Kembang, hingga akhirnya dia tobat di penjara. 



Tahun 1997 Om ini di penjara karena kasus penembakan di BIP yang berujung ke pembunuhan anggota geng motor rivalnya. Pada tahun 1998 di penjara lagi karena kasus yang sama. Keluar masuk penjara seolah menjadi hobi baginya. Dia pernah terlibat kembali pembunuhan di Jalan Riau, Bandung, perampokan dan kejahatan lainnya. Hingga akhirnya dia masuk ke penjara paling angker di Indonesia, Nusakambangan.

Singkat cerita, Bayu Kemod mendapatkan hidayah di Nusakambangan. Dia bertemu dengan para napi kasus terorisme yang kerap memimpin aktivitas ibadah di sana. Pikirannya tercerahkan dan naluri pembunuhnya mulai bisa dikendalikan.

Keinginan untuk benar-benar berhenti dari dunia kegelapan terjadi saat adiknya tewas dibunuh oleh lawannya. Padahal, kala itu, sang adik tak tahu apa-apa. Dia berada di tempat yang salah, waktu yang salah dan memiliki kakak yang bermasalah.

Tahun 2010, Ruben keluar dari penjara Nusakambangan setelah belasan tahun hidup di bui. Dia bertekad menjalani hidup lebih baik lagi. Punya darah seni, dia akhirnya kini sampai menjadi pemain Sinetron preman pensiun. Preman yang pensiun dalam arti sebenar-benarnya.

"Lebih baik jadi mantan penjahat tapi tobat daripada jadi mantan orang terhormat yang berakhir jadi penjahat"

Salute bro...(y)

Yah dari beberapa kisah diatas yang pasti intinya kalo start kita udah bagus jangan lupa dipertahankan terus sampai "finish". 

Buat yang “start” nya buruk, ingatlah bahwa ada cahaya harapan yang selalu bersinar bahkan di tempat tergelap sekalipun. Karena terkadang, di langit yang gelap lah saat dimana bintang bersinar dengan terangnya. 


Asal jangan sampai terlambat untuk berpaling ke “cahaya” tersebut ya 

Dan juga seseorang dengan masa lalu yang sangat buruk pun dapat menciptakan masa depan terbaik

Karena itu tadi, yang penting “finish” nya, bukan start nya. So, mari kita berusaha supaya bisa sama2 "FINISH STRONG" gan!

0 Response to "Yang Penting FINISH-Nya bukan START-Nya , Setuju ???"

Post a Comment

- Tuangkan saran maupun kritik dan jangan meninggalkan Spam.
- Berkomentarlah dengan bijak sesuai dengan konten yang tersedia.
- Dilarang Promosi disini.